goresan hidup seorang biduan

Kamis, 30 Mei 2013

Renungan



Ketika masih muda, banyak yang rela mengorbankan kesehatan demi mencarai harta,
Namun setelah renta, mereka pun rela mengorbankan harta untuk mencari kesehatan.
Ketika harta sedang tergenggam, orang asing pada ngaku-ngaku jadi sodara,
Namun ketika harta sudah menghilang, saudara menjauh menjadi seperti orang asing.
Orang kaya, mampu membeli ranjang enak, tapi gak bisa tidur nyenyak.
Orang miskin gak mampu membeli ranjang enak, tapi bisa tidur dengan sangat nyenyak.
Orang kaya punya duit, tapi gak punya waktu.
Orang miskin punya waktu, tapi gak punya duit.
Masih muda pingin jadi kaya biar bisa nikmatin kekayaan.
Udah kaya ternyata gak punya waktu buat nikmatin kekayaan.
Sekali punya waktu buat nikmatin kekayaan, eh, keburu renta gak ada tenaga.


DOSA

Suatu hari di sebuah perkampungan ada seorang maling ayam yang tertangkap basah oleh warga. Maling ayam itu pun di bawa ke balai desa untuk diadili. Kebetulan saat itu salah satu uztadz di kampung itu hadir. Sang ustadz pun menginterogasinya,

“ Apa kamu tahu kalau Tuhan itu lihat kamu?”
“ Tahu’’
“ kalu tahu kenapa kamu nyuri?”
“ Karena meskipun Tuhan lihat, Tuhan gak bakalan ribut”.

Begitulah, banyak sebenarnya dari kita yang sadar bahwa segala tindak tanduk kita diawasi oleh Tuhan. Sebenarnya hampir semua dari kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Melihat. Hampir tidak ada satu pun tempat di permukaan bumi ini yang luput dari pengawasan Tuhan.

Tapi mari kita lihat, berapa banyak dari kita yang masih melakukan perbuatan buruk  ? sangat banyak. Alasannya, ya itu tadi, meskipun kita tahu bahwa Tuhan Maha Tahu, tidak ada dampak sama sekali terhadap kehidupan kita. Kita malah lebih takut ketahuan manusia dari pada ketahuan Tuhan.

Saya pernah mendengar sebuah cerita. Ada seorang pemain sirkus yang mengumpulkan banyak anak ular untuk bermain srikus. Beberapa hari kemudian terkumpulah beberapa anak ular. Ia pun mulai melatihnya.

Mula-mula anak ular itu dibelitkan ke kakinya. Setelah ular itu besar, mereka dilatih untuk melakukan permainan yang lebih beresiko, diantaranya membelit tubuh pelatihnya.

Sesudah melatih ular-ularnya dengan baik, pelatih itu pun mulai mengadakan pertunjukan untuk umum. Hari demi hari penampilannya berjalan sukses dan mengundang decak kagum pengunjung. Lama-kelamaan jumlah penontonnya semakin bertambah banyak. Penjualan tiket makin meningkat. Uang yang diterimya semakin besar.

Suatu hari, setelah permainan dimulai, sang pemain memainkan atraksi demi atraksi secara silih berganti. Hingga tibalah pada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu permainan ular.

Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai membelitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus itu pun kelihatan semakin kesakitan. Ia berteriak, meronta, dan berusaha merengganggkan lilitan ular tersebut dengan sekuat tenaga, tapi ular itu makin kuat melilit tubuhnya. Para penonton pun mulai panik ketika pemain sirkus itu menjerit kesakitan dan akhirnya terkulai mati.
Kawan,terkadang seperti itu jugalah bahaya dosa bagi para pelakunya. Kadang-kadang dosa kecil terlihat tidak terlalu membahayakan hidup kita. Pada awalnya kita merasa tidak terganggu sama sekali dengan dosa kecil yang kita lakukan. Awalnya mungkin kita dengan mudah dapat mengendalikannya dan bertobat kelak. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasi resiko atas dosa – dosa kecil yang telah kita lakukan itu. Tetapi pada kenyataannya, apabila dosa kecil itu telah mulai melilit hidup kita, maka kita pun akan kesulitan untuk melepaskannya.


KUN FA YAKUN, SEGALANYA MUDAH BAGI ALLAH


“ There is no impossible, because impossible is nothing”

Ada seorang ibu yang sudah divonis usianya tinggal menunggu beberapa hari lagi. Kata dokter penyakitnya sudah terlalu kronis dan sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Ibu itu tentu saja sangat bersedih.

Untuk mengatasi kesedihannya, ibu itu mengambil sepuluh bayi yatim dari panti asuhan untuk diasuhnya.Ia berharap, di sisa hidupnya dia ingin memiliki aktivitas hidup yang bermanfaat. Paling tidak, aktivitas ini bisa menghibur dirinya sehingga ia bisa melupakan penyakit kronis yang sedang dideritanya.

Ya, sesederhana itulah niat ibu itu, pingin nyenengin hatinya saja. Sepuluh bayi yatim itu dirawat dengan baik, dimandikan, dikasih susu, dan segala keperluan bayi-bayi itu dipenuhi dengan baik.

Subhanallah, tanpa terasa dari hari demi hari dijalani ibu itu hingga bertahun-tahun. Tahun demi tahun, ia jalani, hingga tak terasa ia sudah hidup puluhan tahun, hingga semua bayinya dewasa. Bahkan semua bayi yang dulu ia rawat sudah menikah dan punya putra, ibu itu masih tetap hidup.

Tak ada yang tidak mungkin bagi Allah, bagi Tuhan, tak ada satu pun kejadian di bumi ini yang mustahil. Segalanya mungkin. Kalimat bijak mengingatkan, there is no impossible, because impossible is nothing. Tidak ada yang tidak mungkin karena ketidak mungkinan itu tidak ada.

Tidak ada satu pun zat yang mampu mempermudah urusan kita kecuali Allah. Jika kesadaran itu telah tumbuh di hati seorang muslim, seharusnya ia tidak bisa lagi dilanda bimbang dan sedih dalam perjalan hidupnya. Sebesar apaun masalah yang sedang ia hadapi, ia tetap dengan tenang menghadapi masalah itu sambil berkata tegas, “ bagi Allah, tidak ada yang sulit”.

Ketika begitu banyak manusia yang frustasi karena permasalahan hidup yang semakin kompleks, seorang muslim yang percaya kepada kuasa Tuhan tetap rileks dalam menyelesaikan masalah hidupnya setahap demi setahap. Di saat begitu banyak orang yang putus asa karena merasa beban hidupnya sudah terlampau berat, Seorang muslim yang percaya dengan ‘kun fayakun’ nya Allah akan tetap tenang dalam menghadapi beban hidupnya tersebut.

Alangkah tenangnya hidup kita, ketika kita yakin bahwa Allah selalu bersama kita. Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang beriman hidup sengsara di dunia ini. Allah tidak mungkin memberikan beban dan masalah yang melebihi kemampuan dan kapasitas makhluk-Nya.

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kualitas kesanggupannya.” ( QS. Al-Baqarah : 286 )

Sungguh sangat bodoh orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah, Karena putus asa tidak  akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Menyikapi masalah hidup dengan putus asa justru akan membuat masalah yang sedang kita tanggung semakin berat. Energi yang seharusnya digunakan untuk mengatasi masalah justru tersedot dan habis karena keputusasaan kita.

Masalah hidup hanya akan selesai jika kita berani menghadapinya. Mungkin di awal akan kelihatan sulit dan terlihat mustahil untuk terselesaikan. Tetapi ketika kita berani menghadapi masalah itu, yakinlah, masalah yang kelihatannya besar itu pada hakikatnya tidak la sebesar yang kita duga. Masalah menjadi berat hanya karena kita menganggapnya berat.

Ada satu doa yang bisa menjadi kawan di saat kita menghadapi masalah hidup. Doa itu adalah,” Rabbi yassir walaa tu’assir. Fain tasiira, kulla ‘asiiri ‘alaika yasiira” ( Tuhan permudahlah urusan kami, jangan engkau persulit. Karena Engkaulah yang maha memudahkan, segala yang susah mudah bagi-Mu)

Semoga dengan mengamalkan doa itu, Allah berkenan memudahkan jalan hidup kita. Semoga Allah melimpahkan nikmat-Nya selalu bagi kita. Sehingga segala harapan dan hajat kita akan lebih mudah digapai.

BIJAK MENYIKAPI KRITIKAN


Suatu hari, Timothy Dwight, salah seorang mantan rektor di Yale University, menyampaikan celaan dan kritikan habis-habisan kepada salah seorang calon presiden Amerika Serikat ynag sedang melakukan kampanye. Timothy Dwight mengatakan kepada masyarakat, “ jika orang itu menjadi presiden Amerika Serikat, maka kita akan menyaksikan istri dan anak gadis kita menjadi korban pelacuran legal, dinodai, dan dipermalukan secara halus.  Dijadikan sampah masyarakat, jauh dari kebajikan, menjijikan dan menjadi aib di mata manusia dan Tuhan.”

Keras banget, bukan celaan itu ? coba tebak kepada siapa celaan itu ditujukan. Thomas Jafferson.  Ya kritikan itu ditujukan kepada Thomas Jafferson. Padahal sejarah mencatat bahwa Thomas Jafferson merupakan salah satu pahlawan yang merumuskan Declaration od Independent, serta dikenal sebagai pahlawan yang melindungi HAM dan demokrasi.

Rata-rata orang besar mempunyai cara jitu untuk menyikapi kritikan-krtikan pedas yang disampaikan oleh orang lain kepada dirinya. Mereka seolah mempunyai imunitas yang cukup tinggi. Ketika kerjanya, prestasinya dan langkah-langkahnya dikritik oleh orang lain.

Paling tidak ada tida sikap efektif yang dapat kita gunakan untuk menyikapi kritikan agar kritikan tidak memberi pengaruh negatif terhadap semangat kita dalam menggapai kesuksesan. Apa saja itu ?
·         Rumus EGP ( Emang Gue Pikirin) inilah rumus yang paling jitu yang bisa membuat pengkritik merasa capek dengan kritikannya sendiri. Inilah rumus yang bisa bikin pencaci capek dengan caciannya sendiri. Jika tidak disikapi dengan benar, kritikan bisa membahayakan pembentukan mental dan karakter seseorang. Jack Kanfield, pakar kepercayaan diri, mengatakan bahwa setiap anak menerima 460 komentar negative atau kritik dan hanya menerima 75 komentar Positif atau yang bersifat mendukung. Umpan balik negative yang continue ini sangat berbahaya. Fakta ini mebuat kita harus segera sadar bahwa komentar negative dapat membentuk citra diri negative. Oleh karena itu, jika suatu saat anda menerima komentar yang semacam itu, abaikanlah.

·         Tetawalah saat dikrtik, mengapa ? biar bingung sendiri tuh yang mengkritik. Kalau boleh cerita, salah satu hal yang paling menjengkelkan saat nonton sepak bola – paling tidak buat saya – adalah ketika mendengar para penonton yang berkomentar tentang jalnnya pertandingan. Kuping saya gatel banget rasanya. Saya mikir gini, para pemain yang bekerja habis-habisan di lapangan, eh para penonton ynag hanya duduk-duduk di tepi lapangan atau di depan televisi dengan entengnya menikmati snack  sambil  mengolok-olok beberapa pemain, “ Goblok, gitu aja gak bisa goal,”  ( tapi sepi juga sih kalau gak ada yang goblok-goblokin )

Ternyata begitu jugalah dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita yang yang lelah-lelah memperbaiki nasib, jungkir balik melakukan berbagai aktivitas yang positive  dan produktif, eh, ternyata banyak juga orang-orang di sekitar kita yang mendadak jadi penonton dan berkomentrar sesukanya. Mereka mengamati perjuangan kita yang dengan susah payah menaiki satu demi satu anak tangga kesuksesan. Ketika salah sedikit, kita dikritik habis-habisan.  Padahal kalau  kita mau sedikit mikir, “ Hidup, hidup gue,  yang ngerjain, gue,   yang berjuang, gue,  yang ngerasain akibatnya, gue,,terus kenapa elo ngritik gue ?”  maka dari pada pusing, ketika menghadapi para kritikus, ketawa saja smabil kita instropeksi diri.

·         Lakukan yang terbaik buktiin kalau kritikan itu salah. Jadikan kritikan itu sebagai cambuk yang membuat kita bangkit dari zona nyaman. Jadikan kritikan itu sebagai salah satu momentum untuk menjemput prestasi terbesar kita di masa mendatang.

·         Percayalah, kita tidak akan selalu bisa memuaskan semua orang. Akan selalu ada orang yang muji dan nyaci. So, ambil sisi positif dari kritikan. Jangan sampai membuat kita loyo menggapai impian. Orang kerdil senang sekali jika bisa menemukan kesalahan orang besar.